Review Buku: Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah

  Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah  


Nama Penulis : Geulbaewoo

Nama Penerbit : Penerbit Haru 

Tahun Terbit : 2021

Jumlah Halaman : 250


Sinopsis

Dalam hidup, terkadang kita merasa lelah, 
tak berdaya, dan merasa bersalah atas keadaan.

Kita juga sering merasa belum melakukan yang 
terbaik, padahal sudah berusaha sebaik mungkin. 

Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah
adalah  buku untukmu yang merasa lelah
dan jadi tak memiliki minat terhadap apa pun. 
Ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri,
kalimat-kalimat dalam buku ini memberimu
sedikit pemikiran yang baik tentang diri sendiri.

Semoga setelah membaca buku ini, kamu yang lelah 
bisa sedikit beristirahat dan bisa menumukan 
hal yang kamu sukai. 


Review 

Beberapa bulan terakhir ini menjadi titik yang cukup berat untuk saya. Semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, termasuk keinginan orang tua saya yaitu saya bisa menjadi ASN,  untuk itu saya berusaha mewujudkannya dengan belajar mati-matian, termasuk melupakan beberapa mimpi dan rencana saya demi mewujudkan harapan itu. Ternyata hal itu berefek kurang menyenangkan untuk diri dan kesehatan mental saya. Saya menjadi lelah, bukan karena nilai yang kurang sempurna tapi entah kenapa semua kegagalan yang terjadi beberapa tahun belakangan muncul menjadi saya sangat terpuruk, kehilangan diri saya, menjadi kehilangan minat untuk semua hal. 

Buku ini menjadi sangat menarik, mungkin saja ini menjadi jawaban dari semua hal yang akhir-akhir ini saya rasakan. Pada bagian pertama yang bisa saya tanggap dari buku ini adalah, penulis mengajak pembaca mengenali jauh tentang diri kita sendiri. Dari kisah-kisah yang disampaikan, kembali membuat saya berpikir Apakah saya telah cukup mencintai dan mengenali diri saya sendiri? Namun rupanya saya keliru. Dari kisah dalam buku ini kembali saya menemukan sudut pandang yang lain. Buku ini benar-benar membuat saya tidak bisa menebak kejutaannya, kumpulan kisah penulis yang dibuat tidak hanya menjadi guru untuk pembaca namun juga menjadi teman bercerita tentang kegagalan, mimpi, harapan, dan menemukan makna bahagia dalam hidup. 

Setelah membaca beberapa lembar buku membuat hati kecil saya menjadi bertanya, apakah saya sudah melakukan yang terbaik untuk diri saya sendiri? Bahasanya yang sederhana namun menjadi bermakna karena dirangkai dengan kejadian yang tidak asing dalam kehidupan sehari-hari. Bagian menarik dari buku ini menurut saya adalah makna dari bahagia itu sendiri, saya mempertanyakan kembali pada diri saya tentang bahagia itu sendiri, dan kemudian kisah penulis yang tidak menyerah menjual kue beras. Itu semua menjadi hal baru dan sangat inspiratif membuat pembaca seperti saya menjadi lebih bersemangat setelah merasa lelah dengan semua yang menimpah saya akhir-akhir ini. 

Setelah membaca buku ini, saya merasa buku ini memang benar-benar dapat membantu kita yang mungkin merasa sedang lelah atau kehilangan arah, buku ini menjadi angin segar yang bisa membuat sudur pandang saya terbuka tentang hal lainnya. Semoga kita semua dapat menjadi lebih baik setelah apa yang kita hadapi saat ini. Buku ini menjadi satu dari sekian banyak buku self-improvment yang saya rekomendasikan untuk kamu yang sedang merasa kehilangan arah.  

Siapa yang tahu?

Kau di esok hari

mungkin saja bisa jauh  lebih baik

daripada kau yang ada di pikiranmu saat ini  

Tidak ada komentar