Review Buku: Perempuan di Tititk 0

Perempuan di Titik Nol 

Nama Penulis : Nawal el-Saadawi 

Nama Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia 

Tahun Terbit : 2019 

Jumlah Halaman : 176


Sinopsis

Dari balik sel penjara, Firdaus yang divonis gantung karena telah membunuh seorang germo-mengisahkan liku-liku kehidupannya. Dari sejak masa kecilnya di desa, hingga menjadi pelacur kelas atas di kota Kairo. Ia menyambut gembira hukuman gantung itu. Bahkan dengan tegas ia menolak garsi kepada presden yang diusulkan oleh dokter penjara. Menurut Firdaus, Vonis iu justru merupakan satu-satunya jalan menuju kebenaran sejati. Ironis.

Lewat pelacur ini, kita justru bisa menguak kebobrokan masyarakat yang didominasi oleh kaum lelaki. Sebuah kritik sosial yang keras dan pedas!


Review

"Berapa tahunkah dari yang telah lalu dari kehidupan saya sebelum tubuh dan diri saya menjadi benar-benar milik saya sebagaimana yang saya inginkan?"

Satu dari penggalan kalimat yang terdapat dalam buku ini, dari kisah Firdaus seperti sedang diajak memahami kembali bagaimana perempuan seharusnya dapat memegang kendali atas diri kita sendiri. Rasanya inilah hal yang detik ini sulit didapatkan. Kita mulai banyak didikte oleh standar kecantikan yang dibuat oleh lingkungan. Seakan-akan diperbudak oleh peradaban zaman yang terus berkembang, berlomba-lomba menjadi cantik dan menarik.

Namun berbeda dengan kisah Firdaus. Sosok Firdaus yang penuh perjuangan untuk mendapatkan hak atas diri sendiri, terbebas dari perbudakan semua orang yang mengatas namakan akan menyelamatkannya, namun rupanya malah membuatnya semakin tenggelam. Firdaus adalah tokoh yang inspiratif dan berani melawan ketidakadilan yang menimpanya, sebagai seorang perempuan yang teguh tentang prinsip hidupnya. 

Firdaus yang membela dirinya kemudian dianggap berbahaya oleh kebanyakan dari mereka. Orang-orang menjatuhi hukuman karena pembelaan ini, namun Firdaus bangga pada dirinya karena telah berhasil bertahan dalam membela kebenaran untuk dirinya. Semoga kita dapat menjadi Firdaus yang dapat bertahan dengan prinsip kebenaran. 

Tidak ada komentar