Review Buku: Muslimah yang Diperdebatkan


Nama Penulis:
 Kalis Madiasih

Nama Penerbit: Buku Mojok

Tahun Terbit: 2022

Jumlah Halaman: 185


Sinopsis

Kalis Mardiasih adalah esais muda konsisten menuliskan isu-isu perempuan di berbagai media daring. Spirityang ia sebar lewat tulisan-tulisannya yang telah banyak membuka diskusi dibanyak kalangan perihal otoritas setiap perempuan dalam berpendapat. Bahwa perempuan dengan pengalaman ketubuhan dan ingatan emosional selalu otentik untuk menyampaikan pandangannya sendiri. 

Buku yang hadir ke hadapan Anda ini berisi tentang pemikiran, perenungan, sekaligus curahan hati seorang pemikiran, perenungan, sekaligus curahan hati seorang perempuan. Buku ini hanya berupaya memberikan dukungan kepada suara perempuan yang seringkali gagal didengar dan dipahami karena hukum halal-haram selalu dijatuhkan terlebih dahulu dibanding aspirasi dan pengalaman perempuan.

Narasi yang ditulis Kalis dalam buku ini berfokus pada tubuh, kemanuasiaan, religuasitas dan berbagai pengalaman perempuan lainnya. 


Review

Akhlak yang baik memang semestinya menembus warna kulit dan kepercayaan

Buku ini menjadi salah satu buku waiting list yang harus saya baca, judulnya yang juga sama menariknya. Terlebih lagi, ternyata buku ini membahas tentang perempuan. 

Kalis Mardiasih, sebagai aktivis kesetaraan gender. Penulis buku yang memperjuangkan hak-hak perempuan ditengah dunia yang semakin tak tentu. Gaya penulisannya cukup berani untuk menyuarakan keresahan perempuan. Beberapa kejadian yang menimpah perempuan yang sepertinya luput dari pemberitaan, lalu ditulis melalui kumpulan "esai", semakin menambah kekaguman saya pada Beliau. 

Buku ini tidak akan mengajari bagaimana perempuan harus bersikap, tapi buku ini akan membuka sudut pandang lain dalam memberikan dukungan untuk para perempuan. Mulai dari kemunculan tren hijab syar'i yang saat ini banyak diagungkan. 

Kemunculan hijab syar'i yang sering kali disalah pahamkan oleh masyarakat. Ukuran jilbab yang sepertinya menjadi penilai beberapa orang untuk memandang kesholehan orang lain sepertinya sedang marak terjadi. Padahal setiap orang memiliki proses spiritualnya masing-masing, yang tidak bisa diukur dengan sehelai kain. Saya sangat setuju, karena semakin banyak orang-orang yang sepertinya dengan mudah melabeli orang lain perihal iman. 

Tidak bisa dipungkiri juga, bahwa diluar sana ada beberapa perempuan yang sedang berjuang untuk mendapatkan keadilan. Salah satunya Ni Putu Kariani, kisahnya cukup ironis. Sebagai perempuan yang sepertinya selalu diberatkan akan tanggung jawab, padahal dalam membangun rumah tangga melibatkan dua orang yang seharusnya  bekerja sama satu sama lain. Perempuan yang kerap kali disalahkan atas apa yang terjadi.

Saya merasa kita butuh sosok-sosok seperti Abah Makarim dan Mba Kalis yang cukup terbuka mengenai Islam. Seolah semakin dimudahkannya kita untuk menggunakan sosial media, semakin mudah kita menjadi terpropokasi terhadap cara pandang Islam. Padahal menjadi seorang yang lebih terbuka rehadap perkembangan zaman yang ada dibutuhkan berpikir kritis. Sekan-akan kita sebagai perempuan dibungkam kalau-kalau kita melawan, padahal menjadi seorang yang lebih cerdas untuk memperjuangkan hak-hak kita sebagai perempuan juga perlu dilakukan. 

Barangkali dengan hadirnya suara perempuan semoga kita bisa menjadi lebih terbuka dalam membuka perbedaan pendapat terhadap orang lain. Bagaimana apakah kamu tertarik membaca buku ini? atau sudah ada yang pernah membaca buku ini? Yuk, tuliskan pendapat kamu tentang buku ini. 

Tidak ada komentar